Reproduksidapat terjadi dalam dua cara utama: reproduksi aseksual , yang hanya membutuhkan satu orang tua, dan reproduksi seksual, yang membutuhkan gamet, atau sel kelamin, dari jantan dan betina yang dibuat melalui proses meiosis. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, tetapi dalam hal evolusi , reproduksi seksual tampaknya merupakan Reproduksiaseksual bisa sangat menguntungkan bagi hewan dan protista tingkat tinggi tertentu. Organisme yang tetap di satu tempat tertentu dan tidak dapat mencari pasangan perlu bereproduksi secara aseksual. 1HhPJ. Sobat Zenius, makhluk hidup bisa melakukan reproduksi dengan dua cara, yaitu reproduksi aseksual dan seksual. Hmm… kok bisa begitu? Terus bedanya apa? Terus makhluk hidup apa aja yang bisa melakukan reproduksi aseksual? Wah… banyak juga ya, pertanyaan Sobat Zenius! Tenang, gue akan kupas tuntas sampe jelas. Tapi, sebelum kita bahas semua itu, gue mau tanya dulu… elo udah tau apa tujuan dari reproduksi? Apakah jawaban elo… memiliki keturunan? Nah, coba kita bahas, ya! Tujuan ReproduksiMewariskan DNACara Reproduksi Aseksual dan SeksualTeknologi Reproduksi pada Makhluk Hidup Tujuan Reproduksi Sobat Zenius, arti dari reproduksi itu adalah memiliki keturunan. Jadi, kalau tujuan reproduksi dijawab memiliki keturunan ya kurang tepat, karena kedua kata itu artinya sama aja he he he Terus jawaban yang lebih tepat apa, dong? Gini, guys, ketika makhluk hidup menghasilkan keturunan dengan cara reproduksi aseksual dan seksual, maka keturunannya pasti jenisnya sama dengan induknya. Iya, dong? Induk kucing, anaknya kucing. Induk mawar, ya akan menghasilkan tumbuhan mawar juga. Nah, dengan adanya reproduksi, jenis makhluk hidup tertentu akan terus ada, karena jumlah mereka semakin bertambah seiring waktu. Atau, dengan kata lain tujuan dari reproduksi adalah agar setiap makhluk hidup bisa melestarikan jenisnya. Mewariskan DNA Sobat Zenius, menurut elo kenapa induk yang melakukan reproduksi aseksual dan seksual pasti punya anakan yang sama dengan mereka? Bahkan, anakan ini punya warna kulit, warna bunga yang sama dengan induknya. Benar, jawabannya… DNA! Jadi, seperti yang udah kita pelajari, makhluk hidup itu tersusun dari sel. Di dalam inti sel ada yang namanya DNA, guys. DNA ini adalah bagian makhluk hidup yang mengkode sifat. Eits, sifat di sini maksudnya bukan sifat penakut, pemarah, atau pemberani ya hehehe. Sifat ini seperti warna rambut, warna mata, warna kulit, bentuk tubuh, dan ciri fisik lainnya. Nah, ketika makhluk hidup melakukan reproduksi aseksual dan seksual, makhluk hidup mewariskan DNA mereka ke keturunannya. Kalau induknya ada dua, maka anaknya akan mendapat dua macam DNA. Karena inilah sifat anakan bisa mirip, atau bahkan sama dengan indukannya. Kalau diibaratkan nih, DNA itu ibarat resep makanan, guys. Coba bayangin kalau elo mau masak spaghetti bolognaise. Elo kan harus masak spaghetti-nya dulu, terus masak saus bolognaise-nya kan? Nah, begitu pula dengan DNA. Jadi, ada resep untuk tangan, untuk kaki, untuk rambut, untuk wajah, dan lain-lain. Seperti resep makanan yang berbeda-beda, resep DNA setiap jenis makhluk hidup juga berbeda-beda. DNA tumbuhan berbeda dengan manusia, dan seterusnya. Oke, DNA pohon sama kucing pasti beda. Tapi gimana DNA kucing oren dengan kucing hitam? Apa beda juga? Yup, berbeda juga! Jumlah DNA-nya mungkin bisa aja sama, tapi detailnya berbeda-beda. Contoh hasil reproduksi pada tumbuhan Arsip Zenius Sobat Zenius, makhluk hidup melakukan reproduksi dengan berbagai cara. Ada hewan yang beranak dan menghasilkan telur, ada tumbuhan yang menghasilkan tunas baru, ada juga makhluk hidup yang bereproduksi dengan membelah diri. Namun, secara umum kita bisa mengelompokkan reproduksi ke dalam dua jenis, yaitu reproduksi aseksual dan seksual. Hmm… apa bedanya reproduksi aseksual dan seksual? Yuk, kita lihat! Reproduksi Seksual Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan dua induk dengan jenis kelamin berbeda, sehingga terjadi penggabungan dua DNA. Jadi, ada dua induk yang memberikan DNA untuk anak-anaknya melalui perkawinan. Pada hewan-hewan jantan sel sperma lah yang bertugas membawa setengah DNA. Sedangkan pada hewan betina, setengah DNA dibawa oleh sel telur. Ketika sel sperma bertemu sel telur, sel sperma akan memberikan setengah DNA yang dia bawa itu ke sel telur. Peristiwa ini yang dikenal dengan nama pembuahan. Hasilnya adalah zigot yang akan berkembang jadi anak. Sobat Zenius, ada banyak hewan yang melakukan reproduksi seksual, salah satunya ikan. Tapi, menurut elo, gimana caranya ikan kawin? Ternyata, pembuahan pada ikan itu nggak terjadi di dalam tubuh ikan. Ikan betina dewasa akan melepaskan sel telur ke lingkungan atau air meski nggak ada ikan jantan. Nanti, ketika ada ikan jantan yang sudah dewasa juga, mereka akan melepaskan sel sperma juga, sehingga sel sperma dan sel telur ikan ketemu di air. Jadi, pembuahan ikan terjadi di luar tubuh. Dari sini, kita jadi tahu bahwa pembuahan bisa terjadi di dalam tubuh dan di luar tubuh. Pembuahan di dalam tubuh disebut pembuahan internal, sedangkan pembuahan di luar tubuh disebut pembuahan eksternal. Perbedaan pembuahan internal & eksternal Arsip Zenius Pembuahan Internal Pembuahan yang terjadi di dalam tubuhDibanding pembuahan eksternal, sel sperma hampir pasti bertemu dengan sel telur sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggiKarena tingkat keberhasilannya tinggi, sel telur yang digunakan lebih sedikitNamun, pembuahan internal relatif lebih sulit terjadi, karena kedua induk harus bertemu secara langsung Pembuahan Eksternal Pembuahan terjadi di luar tubuh, di lingkungan tinggal hewanTingkat keberhasilan pembuahan eksternal lebih rendah, karena bergantung dengan faktor lingkungan. Bisa saja lingkungan terlalu panas atau dingin sehingga membunuh sel telur, bisa juga lingkungan tidak aman sehingga sel sperma sudah dimakan hewan lain sebelum bertemu sel tingkat keberhasilannya yang rendah, sel telur yang dikeluarkan oleh betina pun jauh lebih eksternal relatif lebih mungkin terjadi karena kedua induk tidak harus bertemu secara langsung. Reproduksi Seksual pada Tumbuhan Reproduksi seksual juga terjadi pada beberapa jenis tumbuhan, yaitu pada tumbuhan yang menghasilkan bunga jantan dan bunga betina. Alat reproduksi bunga jantan adalah benang sari dan alat reproduksi bunga betina adalah putik. Benang sari akan menghasilkan serbuk sari yang nantinya akan jatuh di putik. Proses ini disebut penyerbukan. Setelah itu, akan akan terjadi proses pembuahan hingga bunga menghasilkan buah, setelah itu buah akan menghasilkan biji yang menjadi cikal bakal tumbuhan baru. Reproduksi Aseksual Reproduksi aseksual adalah reproduksi yang terjadi jika hanya ada satu induk. Jadi, nggak ada perkawinan di sini, anak pun berasal dari pembelahan sel tubuh induknya. Biasanya, reproduksi aseksual terjadi pada organisme-organisme sederhana. Contohnya adalah anemon laut. Sel tubuh anemon laut akan membelah hingga muncul bagian kecil di tubuh si anemon laut. Bagian ini akan tumbuh, lalu melepaskan diri dari induknya. Cara reproduksi aseksual ini disebut tunas. Nah, pada reproduksi aseksual, DNA anak akan seratus persen sama dengan induknya. Contoh lainnya adalah cacing pipih. Ketika tubuh cacing pipih dibelah, masing-masing potongan tubuh itu bisa tumbuh menjadi individu baru. Cara reproduksi ini disebut fragmentasi. Contoh lainnya adalah pada hewan lebah. Lebah betina tetap akan menghasilkan telur meski nggak dibuahi oleh lebih jantan. Telur yang nggak dibuahi ini akan menjadi lebah betina, sedangkan telur yang dibuahi oleh lebah jantan akan menjadi lebah jantan. Cara ini dikenal dengan nama partenokarpi. Reproduksi Aseksual pada Tumbuhan Reproduksi aseksual pada tumbuhan hanyalah dengan cara bertunas. Syarat agar tumbuhan bisa bertunas adalah tumbuhan harus memiliki sel yang aktif membelah dan mendapat cukup nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan bisa didapat dari tanah. Baca juga Mengenal Sifat Tanah dan Manfaatnya Kelebihan & Kekurangan Reproduksi Aseksual dan Seksual Kelebihan & kekurangan reproduksi aseksual dan seksual Arsip Zenius Guys, tadi kita udah sama-sama belajar tentang perbedaan reproduksi aseksual dan seksual. Menurut kalian, mana yang lebih menguntungkan untuk makhluk hidup? Jawabannya… nggak ada! Reproduksi aseksual dan seksual punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Coba kita bahas satu per satu, ya. Reproduksi seksual menghasilkan anakan yang lebih bervariasi daripada reproduksi aseksual. Dengan banyaknya variasi, kita bisa menemukan anakan yang lebih unggul dari yang lain. Contohnya variasi bibit yang kebal pada penyakit seksual membutuhkan waktu yang relatif lama dan energi yang lebih besar, sehingga anak yang dihasilkan lebih sedikit. Sedangkan reproduksi aseksual lebih cepat karena kebutuhan energinya lebih sedikit, sehingga anak yang dihasilkan lebih reproduksi seksual menguntungkan bagi makhluk hidup yang bertahan di lingkungan hidup yang keras, sedangkan reproduksi aseksual cocok untuk lingkungan yang kondusif yang nggak ada penyakit dan banyak nutrisi. Teknologi Reproduksi pada Makhluk Hidup Sobat Zenius, teknologi ternyata nggak terbatas dalam bidang komunikasi aja, ya. Dalam bidang reproduksi makhluk hidup juga ada teknologi. Teknologi dalam bidang reproduksi fungsinya adalah merekayasa proses reproduksi, baik reproduksi aseksual dan seksual, berdasarkan prinsip sains untuk memenuhi kebutuhan. Wah, contohnya apa? Contohnya bisa kita lihat dalam bidang pertanian. Ada bunga yang sulit berkembang biak, padahal bunga ini banyak dicari orang dan bisa dijual sebagai tanaman hias. Nah, para petani bunga pun menggunakan teknologi untuk membantu bunga ini berkembang biak dengan lebih cepat. Contoh lain lagi bisa kita lihat pada peternakan hewan. Biasanya, para peternak menggunakan teknologi tertentu supaya hewan ternak bisa menghasilkan lebih banyak anak dalam waktu yang lebih singkat. Teknologi Reproduksi pada Tumbuhan Teknologi reproduksi pada tumbuhan Arsip Zenius Sobat Zenius, waktu dari tadi gue ngomongin teknologi, elo kebayangnya teknologi yang kaya gimana? Yang canggih-canggih? Nah, teknologi reproduksi nggak melulu “tampak canggih”, guys. Dalam teknologi reproduksi, yang penting metode atau teknologinya sesuai dengan prinsip reproduksi aseksual dan seksual setiap makhluk hidup. Contohnya pada tumbuhan, prinsip reproduksi aseksual tumbuhan adalah ada sel induk yg aktif membelah dan nutrisi untuk menghasilkan anak. Nah, prinsip ini bisa kita gunakan untuk mendukung tumbuhan bereproduksi. Caranya, dengan kita cari sel yang aktif membelah, misalnya kambium, lalu kita potong dan kita tanam di tanah yang penuh dengan nutrisi. Cara ini dikenal dengan nama stek. Bisa juga, kita kupas kulit batang sehingga kambium terbuka, lalu kita tutup dengan tanah. Cara ini dikenal dengan nama cangkok. Stek dan cangkok biasanya dilakukan langsung di lingkungan, tapi ada juga tanaman-tanaman yang bisa dikembangbiakan di dalam laboratorium. Misalnya bunga-bunga yang tidak memiliki kambium. Biasanya, tumbuhan seperti ini adalah tumbuhan-tumbuhan yang sulit tumbuh dan perlu diatur kadar air, suhu, dan cahaya mataharinya. Lalu, bagaimana dengan tumbuhan yang melakukan reproduksi secara seksual? Juga bisa, dong! Contohnya adalah pada tumbuhan kelapa sawit. Seperti yang kita tau, kelapa sawit ini adalah bahan baku minyak goreng, jadi kebutuhannya dalam industri sangat besar. Tapi, pembuahan kelapa sawit ini sulit banget kalau dilakukan secara normal. Alasannya, karena serbuk sari dan putik kelapa sawit nggak matang di saat yang bersamaan. Nah, terus caranya gimana? Caranya, manusia mengambil serbuk sari kelapa sawit yang sudah matang lebih dulu untuk diawetkan. Nanti, ketika bunga betina kelapa sawit sudah cukup dewasa dan bisa bereproduksi, serbuk sari ini yang tadi diawetkan akan ditabur ke bunga kelapa sawit. Baca juga Mengenal Teknologi Ramah Lingkungan Teknologi Reproduksi pada Hewan & Manusia Seperti yang tadi gue bilang di atas, teknologi reproduksi juga bisa dimanfaatkan pada hewan. Nah, teknologi reproduksi pada hewan dikenal dengan nama inseminasi buatan. Contoh penerapannya adalah pada sapi. Sapi ini bermanfaat banget kan, guys, untuk manusia. Sapi bisa dimanfaatkan sebagai hewan yang membantu kerja petani, bisa diperah susunya, dan hampir seluruh bagian tubuhnya bisa dimanfaatkan sebagai makanan. Masalahnya, ternyata sapi ini sulit banget untuk bereproduksi secara alami. Akhirnya, manusia membantu dengan cara mengambil sperma sapi jantan, lalu menyuntikan sperma itu langsung ke saluran reproduksi sapi betina. Oh iya, inseminasi buatan seperti ini juga dimanfaatkan oleh manusia, loh. Tapi untuk manusia, itu bukan satu-satunya cara. Cara lain yang digunakan oleh manusia adalah dengan mempertemukan sel telur dan sperma melalui media khusus di laboratorium. Sel sperma ini membuahi telur sehingga berkembang jadi embrio. Ketika sudah menjadi embrio, embrio akan diletakkan di rahim agar bisa tumbuh. Teknologi ini yang kita kenal dengan nama bayi tabung. Wah, ternyata pemanfaatan teknologi dalam membantu reproduksi aseksual dan seksual pengaruhnya besar ya bagi makhluk hidup! Sobat Zenius, itu tadi pembahasan gue tentang tujuan reproduksi serta perbedaan reproduksi aseksual dan seksual. Kalau elo mau belajar materi ini lebih jauh dan coba ngerjain soal-soal tentang materi tujuan serta perbedaan reproduksi aseksual dan seksual ini, klik banner di bawah, ya! Yuk, segera berlangganan paket belajar Zenius untuk dapetin ribuan materi belajar, live class dengan tutor-tutor Zenius, serta akses ke banyak banget soal dan pembahasan. Segera klik banner di bawah, dan taklukkan PTS, PAS, dan PAT bareng Zenius! Soal dan Pembahasan UGM UGM 2014 jelaskan alasannya, Biologi, Reproduksi aseksual sangat menguntungkan bagi individu yang A. sangat sulit mencari pasangan hidup B. hidup di lingkungan yang selalu berubah C. mempunyai mobilitas tinggi D. mempunyai daerah persebaran luas E. memproduksi gamet dalam jumlah banyak Reproduksi aseksual sangat menguntungkan bagi individu yang A. sangat sulit mencari pasangan hidup B. hidup di lingkungan yang selalu berubah C. mempunyai mobilitas tinggi D. mempunyai daerah persebaran luas E. memproduksi gamet dalam jumlah banyakalasannyaReproduksi aseksual dapat sangat menguntungkan untuk hewan tertentu. Hewan yang berada di suatu tempat tertentu dan tidak mampu mencari pasangan perlu bereproduksi secara aseksual. Keuntungan lain dari reproduksi aseksual adalah bahwa banyak keturunan dapat diproduksi tanpa "biaya" induk sejumlah besar energi atau waktu. Lingkungan yang stabil dan mengalami perubahan sangat sedikit adalah tempat terbaik untuk organisme yang bereproduksi secara aseksual. Kelemahan dari jenis reproduksi adalah kurangnya variasi genetik. Semua organisme secara genetik identik dan karena itu berbagi kelemahan yang sama. Apa itu Reproduksi Aseksual?Ada hewan yang terlahir dengan dua orang tua. Beberapa hewan dapat berasal dari induk tunggal. Misalnya, komodo, misalnya, adalah satu-satunya yang memiliki satu induk dan berkembang biak melalui partenogenesis. Reproduksi seksual adalah proses menghasilkan keturunan hanya dari satu orang ada bakteri jantan dan betina? Bagaimana Anda bisa tahu? Ketahuilah bahwa bakteri hanya memiliki satu kromosom. Mereka tidak memiliki kromosom X atau Y. Oleh karena itu, mereka memiliki bentuk reproduksi yang sangat sederhana. Teknik reproduksi yang paling primitif dan sederhana hanya bergantung pada satu induk dan menciptakan klon, suatu bentuk organisme yang secara genetik identik secara genetik dengan induknya. Gamet haploid tidak berperan dalam reproduksi seksual. Induk mewariskan semua materi genetiknya ke generasi berikutnya. Mayoritas organisme prokariotik serta beberapa organisme eukariotik bereproduksi secara reproduksi yang ditularkan secara seksual bisa sangat cepat. Ini adalah manfaat bagi banyak spesies. Ini memungkinkan mereka untuk mengambil alih organisme lain yang lebih jarang bereproduksi. Bakteri misalnya dapat membelah beberapa kali per jam. Dalam kondisi optimal, 100 bakteri dapat membelah dan menghasilkan ribuan sel hanya dalam beberapa jam. Namun, banyak bakteri yang tidak mampu berkembang dalam kondisi ideal. Jika mereka melakukannya, dunia akan segera dipenuhi bakteri. Reproduksi mereka dikendalikan melalui penggunaan sumber daya yang terbatas serta predator dan limbah mereka sendiri. Ini juga berlaku untuk banyak spesies banyak jenis reproduksi aseksual, termasuk fisi, fragmentasi dan tunas, reproduksi vegetatif pembentukan spora dan agamogenesis. Pembentukan spora adalah fitur umum pada tanaman dan ganggang dan jamur. Mereka akan dibahas dalam ide-ide lebih Reproduksi AseksualReproduksi aseksual adalah bentuk reproduksi yang hanya melibatkan satu induk, dan tidak melibatkan gamestasis, atau perubahan jumlah reproduksi yang tidak melibatkan meiosis atau syngamy dapat dianggap aseksual atau vegetatif. Syngamy tidak diperlukan, artinya peristiwa tersebut dapat diamati pada tahap sporofit atau bahkan fase gametofit. Karena tidak adanya bahan baru secara genetik, tanaman mengkloning dirinya sendiri dengan metode ini dan menghasilkan organisme yang mirip secara genetik. Ini bermanfaat dalam situasi tertentu namun dapat merugikan di lain tergantung pada bagaimana sifat tanaman cocok dengan ekosistemnya. Ada beberapa cara penting tanaman bereproduksi secara seksual dalam siklus hidupnya untuk melindungi generasi baru dapat berkembang melalui penyebaran bagian tumbuhan yang berbeda. Ketika pembagian, atau fragmentasi terjadi, keturunan dihasilkan melalui pemecahan dari komponen tertentu dari tanaman asli. Melalui penanaman bagian umbi yang membentuk kentang, Anda dapat membuat organisme baru yang memiliki karakteristik genetik serupa. Ketika gulma pecah mereka akan terisi kembali dari batang bawah tanah yang pecah. Di Marchantia, fragmentasi talus dapat menyebabkan reproduksi vegetatif. Saat tetesan hujan menyerang tanaman, struktur ini tersebar dan dapat bertunas menjadi tanaman baru. Struktur vegetatif ini adalah alasan mengapa banyak klon dapat dihasilkan dari satu tetua. Rimpang dan umbi keduanya merupakan contoh reproduksi penyebaran yang dirancang khusus, seperti kapsul dan tudung dan orang dewasa mini dapat membantu tumbuhan saat bereproduksi secara seksual. Cawan Gemma adalah contoh struktur untuk menyebar yang menghasilkan organisme hasil rekayasa genetika yang identik. Saat dewasa mini lahir, morfologi unit reproduksi identik dengan induknya. Tumbuhan dapat berkembang menjadi planlet miniatur tanaman mini di dalam batangnya, atau daun yang kemudian berkembang menjadi klon dari tanaman telah menemukan cara untuk menghasilkan biji, tanpa pembungaan yang dibuahi. Embrio terbentuk dari sel diploid di Ovula. Setelah itu, bakal biji berkembang menjadi biji. Dandelion adalah tanaman yang menggunakan metode reproduksi vegitatif aseksual pada bakteriOrganismeMetode Reproduksi AseksualAmoebaPembelahan binerbakteriPembelahan binerRagiPemulaHydraTunas dan regenerasiSpons lautTunas dan regenerasiBintang lautKelahiran kembaliplanaria cacing pipihKelahiran kembaliDaphniaPartenogenesislebah maduPartenogenesisjamurSporogenesisTanaman pakisSporogenesisKarakteristik Reproduksi AseksualBerikut ini adalah karakteristik paling penting dari reproduksi seksualOrang tua tunggal ada pembuahan atau perkembangan gamet yang reproduksi berlangsung dalam waktu yang sangat berkembang biak dan berkembang dengan terkait secara banyak jenis reproduksi seksual yang aseksualPembelahan binerPemulaFragmentasiPerbanyakan VegetatifSporogenesis1. Pembelahan BinerPembelahan biner dapat digambarkan sebagai bentuk reproduksi aseksual yang ditemukan pada organisme uniseluler, di mana organisme tersebut mereproduksi materi genetiknya. Ini terbagi menjadi dua komponen sitokinesis.Kata "fisi" berarti "membagi".Pola pembelahan sel berbeda di antara organisme yang berbeda, yaitu ada yang terarah dan ada yang biner hanya dapat ditemukan hanya pada sel pembelahan biner, satu sel mereplikasi materi genetiknya. Itu membelah, atau membelah menjadi dua sel anak yang organisme prokariotik seperti bakteri, pembelahan biner adalah proses replikasi pertama dari informasi genetik dalam kromosom sirkular dan kemudian sel dipecah menjadi organisme eukariotik, seperti amoeba dan Paramecium, nukleus awalnya menggandakan dirinya dengan mitosis. itu membelah menjadi dua aseksual pada bakteri – pembelahan binerJika terjadi kondisi yang tidak menguntungkan, amuba dapat membuat lapisan yang keras untuk perlindungan, dan melalui beberapa siklus pembelahan biner. Ketika kondisinya kembali menguntungkan, amuba untuk diingat bahwa, meskipun kita sering menyebut proses reproduksi aseksual sel eukariotik sebagai mitosis, sebenarnya ini adalah proses di mana sel menciptakan replika yang tepat dari nukleus dan kromosomnya. Prokariota tidak memiliki inti dan tidak mengalami mitosis. Sitokinesis adalah langkah terakhir di mana sel induk terbagi menjadi 2 sel anak melalui pembelahan biner dan biner dan mitosis bisa membingungkan. Mitosis pembelahan sel adalah istilah yang kami gunakan ketika digunakan untuk mempromosikan pertumbuhan atau perbaikan organisme multisel sementara kami menyebutnya sebagai pembelahan biner jika digunakan untuk mereproduksi secara seksual organisme Amoeba dan euglena menunjukkan pembelahan biner. Pembelahan biner adalah metode yang digunakan oleh sebagian besar bakteri, seperti Salmonella dan juga Molekul DNA itu sendiri menggandakan jenis reproduksi seksual ini. Kedua salinan menempel pada membran sel di lokasi yang berbeda. Jarak antara dua molekul DNA meningkat saat sel mengembang dan tumbuh. Membran sel membentang ke arah tengah bakteri setelah ukurannya hampir tiga kali aseksual pada bakteri – pembelahan biner2. FragmentasiFragmentasi adalah metode reproduksi aseksual lainnya, seperti yang terlihat pada organisme hidup seperti planaria, spirogyra, reproduksi semacam ini, tubuh terbelah menjadi bagian-bagian yang terpisah dan dapat menghasilkan keturunan. Pelepasan bagian-bagian ini adalah tindakan yang disengaja. Jika cukup besar, bagian-bagian yang terpisah dapat tumbuh menjadi orang reproduksi seksual pada hewan juga tidak dapat dimaksudkan. Aktivitas manusia, predasi, dan faktor lain di lingkungan dapat menyebabkan mereka hancur Hal ini terlihat pada jamur misalnya ragi, lumut kerak, dan ragi serta kapang, tanaman nonvaskular dan vaskular, cyanobacteria, serta hewan misalnya spons dan bintang laut, planaria, dan berbagai makhluk annulated.Reproduksi aseksual pada bakteri – regenerasi3. RegenerasiRegenerasi adalah proses untuk menciptakan organisme baru dari komponen tubuh yang hilang. Misalnya. Kadal kehilangan ekornya, ekornya karena sel-sel yang terspesialisasi dalam tubuh dapat berubah dan berkembang menjadi manusia Organisme seperti Hydra menampilkan regenerasi. Contoh populer lain dari organisme yang bereproduksi melalui regenerasi adalah cacing pipih. Mereka juga dikenal sebagai Planaria. Invertebrata milik keluarga yang memiliki kemampuan regeneratif yang luar biasa. Cacing pipih dibagi menjadi beberapa bagian dan masing-masing dapat tumbuh menjadi organisme baru jika kondisinya aseksual pada bakteri – Regenerasi4. TunasBudding mengacu pada proses pembentukan individu melalui tunas yang tumbuh pada tubuh adalah organisme yang berkembang biak melalui menerima nutrisi serta perlindungan dari organismenya yang memberinya awal dan kemudian hancur setelah berkembang adalah jamur uniseluler yang mungkin Anda kenali sebagai bahan pembuatan roti. Sel-sel ragi berkembang biak dengan bertunas, dan biasanya berbentuk bulat dan agak memanjang. Setelah Anda memperbanyaknya, proyeksi kecil mulai tumbuh dari satu dan sebaliknya. Inti sel disalin melalui mitosis. Salinan disimpan di dalam sel induk, sedangkan salinan lainnya memasuki kuncup yang sedang tumbuh, dan sel anak aseksual pada bakteri – tunasSel anak tetap terhubung dengan induknya sampai dewasa. Kemudian, sel membelah dan meninggalkan bekas kuncup di tempat perlekatan, baik pada sel induk maupun sel sel ragi tetap terhubung satu sama lain setelah mencapai pematangan, dan membentuk koloni untaian ragi yang memiliki cabang. sel uniseluler sebanding dengan pembelahan biner. Namun dalam pembelahan biner, satu sel membelah menjadi dua sel anak yang terpisah satu sama lain dan berkembang menjadi dewasa sebagai individu yang berbeda. Dalam proses bertunas, sel anak yang belum matang tumbuh dari sel induk dewasa, dan kemudian tumbuh menjadi dewasa, sambil tetap terhubung dengan sel sebagian besar kasus, pertumbuhan hewan pemula terbatas pada beberapa area kasus lain, kuncup dapat berasal dari sejumlah lokasi di tubuh atau tubuh orang tua Tunas adalah metode reproduksi pada beberapa bakteri, seperti Caulobacter, Hyphomicrobium, dan Stella spp. serta spesies jamur Saccharomyces cerevisiae serta spesies aseksual seksual tertentu, termasuk karang, hydra serta larva echinodermata dan beberapa cacing pipih aseksual pada bakteri – tunas5. Perbanyakan VegetatifTumbuhan dapat bereproduksi secara aseksual melalui bagian vegetatifnya, seperti akar, batang, daun, dan kuncup. Ini dikenal sebagai perbanyakan ilmuwan mungkin perlu menanam tanaman di lingkungan yang terkendali. Hal ini sering dilakukan untuk menguji galur tanaman baru yang memiliki sifat menguntungkan seperti ketahanan terhadap penyakit. Kultur jaringan merupakan salah satu cara budidaya tanaman di laboratorium. Kultur jaringan mengacu pada proses pertumbuhan sel dari jaringan hidup di adalah bentuk reproduksi di mana individu baru diciptakan tanpa perlu menghasilkan benih atau vegetatif adalah pembentukan tanaman baru dari rimpang dan stolon. Ini adalah kasus dengan tanaman reproduksi ini digunakan oleh tumbuhan lain untuk bereproduksi melalui umbi, umbi, pucuk dan pengisap atau melalui umbi atau perbanyakan vegetatif umbi kentang, runner/stolon, dan umbi bawang adalah cara aseksual pada bakteri – Perbanyakan vegetatif6. Formasi SporaPembentukan spora adalah metode reproduksi aseksual lainnya. Kondisi yang tidak menguntungkan dapat menyebabkan organisme mengembangkan struktur seperti kantung yang disebut "sporangium" yang menahan spora. Jika kondisinya mendukung, sporangium akan pecah dan spora akan berkecambah untuk menciptakan organisme mengacu pada sel tunggal yang dibuat oleh organisme induk. Itu dapat tumbuh menjadi organisme keturunan jika kondisinya Berbagai jenis organisme dapat bereproduksi melalui sporogenesis. Ini termasuk tanaman tidak berbunga misalnya lumut dan pakis, jamur jamur multiseluler misalnya jamur dan kapang dan beberapa jenis Jamur adalah istilah yang menggambarkan jamur multiseluler. Jamur ini adalah tubuh reproduksi jamur bawah tanah dan dapat tumbuh lebih tinggi dari tanah jika kondisinya mendukung. Mereka tumbuh dengan cepat dan menghasilkan spora yang dibawa oleh angin dan hewan. Setelah spora dilepaskan, jamur cepat mati. Spora adalah organisme hidup kecil yang mendarat di permukaan yang lembab dan cocok. Kemudian mulai tumbuh atau berkecambah, akhirnya menjadi jamur baru. Spora dapat diproduksi secara seksual atau aseksual. Reproduksi aseksual menghasilkan spora yang identik dengan susunan genetik organisme induk. Siklus hidup jamur penghasil jamur. Cetakan roti, jenis jamur yang berbeda, berkembang biak dengan cara yang sama dengan aseksual pada bakteri – Pembentukan sporaPakis Salah satu jenis tanaman yang berkembang biak menggunakan spora adalah pakis. Sporofit adalah pakis berdaun besar yang biasa Anda lihat disebut. Sporofit melepaskan spora melalui struktur yang disebut sori tunggal sorus. Ini terletak di bagian bawah daun mereka. Spora ini berkecambah dan menjadi organisme keturunan, seperti halnya spora jamur dari jamur. Spora tanaman pakis adalah haploid. Ini berarti mereka memiliki setengah jumlah atau 1n kromosom dibandingkan dengan sel pakis normal. Biji haploid ini dapat diubah menjadi tanaman keturunan kecil yang memiliki sel haploid. Gametofit adalah bentuk pakis yang lebih kecil. Fase siklus hidup pakis ini, yang meliputi produksi biji dan pertumbuhan gametofit, merupakan bagian dari reproduksi aseksual. Fase aseksual pakis hanyalah bagian dari siklus hidup mereka. Gametofit bereproduksi secara seksual dengan membuat gamet, sel telur, dan sel sperma. Sel-sel ini bergabung untuk menciptakan keturunan. Sporofit baru adalah hasil dari fase reproduksi seksual ini. Sporofit berubah menjadi tanaman pakis yang sudah dikenal, dan kemudian menghasilkan spora yang memulai siklus hidup baru. Ini adalah kasus ketika suatu organisme memiliki tahap kehidupan seksual dan haploid diploid. Itu ditunjukkan dalam siklus hidup yang menunjukkan bagaimana tanaman pakis menunjukkan pergantian generasi dalam siklus hidupnya Sumber gambar PartenogenesisPartenogenesis, suatu jenis reproduksi aseksual di mana sel telur menjadi individu lengkap tanpa dibuahi, disebut yang dihasilkan dapat berupa diploid atau haploid tergantung pada spesies dan merupakan salah satu faktor penentu s*x lebah madu. Lebah ratu dapat bertelur yang telah dibuahi, yang merupakan tanda bahwa mereka telah bereproduksi secara seksual. Telur yang subur dapat berubah menjadi ratu, lebah pekerja, atau ratu lainnya. Telur yang dibuahi dan keturunan yang dihasilkannya bersifat diploid dan memiliki jumlah kromosom yang sama 2n.Juga, sang ratu dapat mengandung haploid, telur yang tidak dibuahi. Telur yang tidak dibuahi ini diciptakan oleh partenogenesis, reproduksi aseksual. Telur yang tidak dibuahi menjadi lebah jantan yang dikenal sebagai drone. Telur-telur ini dan drone yang menetas darinya adalah haploid, artinya mereka memiliki setengah jumlah kromosom daripada sel lebah betina diploid. Ini kontras dengan kutu daun yang dapat menghasilkan telur betina diploid melalui juga dapat merangsang partenogenesis secara artifisial. Para ilmuwan terkadang dapat merangsang sel telur yang tidak dibuahi pada organisme tertentu seperti katak dan bintang laut dengan menggunakan listrik, radiasi, paparan garam tertentu, agitasi, atau tusukan fisik. Stimulasi menyebabkan sel telur haploid mereproduksi kromosomnya, dan kemudian menjadi diploid. Ini merangsang sel telur diploid untuk menjadi Invertebrata seperti lalat air dan rotifera, serangga tongkat kutu daun, beberapa lebah, tawon dan semut dapat mengalami partenogenesis. Partenogenesis juga digunakan untuk mereproduksi hewan vertebrata tertentu, seperti ikan, reptil, amfibi, dan amfibi. Partenogenesis lebih sering terjadi pada tumbuhan daripada pada hewan. Namun, telah terlihat pada spesies hewan yang dipisahkan oleh s*x di kebun binatang laut atau darat. Ketika jantan dipisahkan dari betina, dua komodo betina dan seekor hiu martil menghasilkan anak muda Keuntungan Reproduksi AseksualTidak perlu pasanganDimungkinkan untuk menghasilkan sejumlah besar organisme dalam waktu yang sangat genetik positif diteruskan ke generasi semua keturunan adalah klon dari induknya, reproduksi aseksual menghasilkan keturunan yang identik secara individu dapat memiliki keturunan secara aseksual, dan dimungkinkan untuk menghasilkan keturunan dalam jumlah besar dengan kondisi kering, tanaman dapat dibantu dengan melewati proses seksual. Sperma motil membutuhkan air untuk membuahi sel aseksual bekerja paling baik dalam lingkungan yang dapat diprediksi atau stabil karena semua keturunan akan beradaptasi individu dengan mutasi mungkin dapat merespons perubahan lingkungan dengan cepat melalui reproduksi aseksual memiliki keuntungan tambahan yaitu menjajah habitat baru dengan lebih mudah karena individu tidak perlu mencari pasangan untuk bahwa tanaman dapat dikloning untuk menghasilkan sifat-sifat yang diinginkan untuk keperluan pertanian pertanian merupakan keuntungan lain. Seluruh komunitas kloning dapat diakhiri jika terjadi sesuatu, seperti mutasi yang fatal. Petani berhati-hati dalam cara memperbanyak tanaman mereka. Proses reproduksi aseksual sangat penting bagi Reproduksi AseksualAda kekurangan keragaman. Karena keturunan induknya identik secara genetik, mereka lebih mungkin tertular penyakit yang sama dengan induknya. Mutasi negatif dapat bertahan selama beberapa hanya satu organisme yang terlibat dalam percobaan, maka keragaman di antara mereka sangat tidak dapat beradaptasi dengan perubahan perubahan dalam lingkungan dapat membahayakan seluruh Reproduksi AseksualBerikut adalah beberapa contoh reproduksi aseksualPembelahan biner adalah proses di mana Bakteri membelah menjadi dua sel dengan adalah cara cacing hitam dan cacing lumpur adalah cara Hydra adalah proses di mana organ seperti kepala tembaga vegetatif merupakan pilihan untuk berbagai jenis reproduksi aseksualJenis Reproduksi AseksualDeskripsicontohPembelahan binerSebuah sel membelah untuk menghasilkan dua sel yang identik. Setiap sel memiliki potensi untuk tumbuh sesuai ukuran sel bakteri, protista, jamur uniselulerPemulaPembentukan hasil atau kuncup dari suatu organisme yang mampu berkembang menjadi individu baru. Pertumbuhannya secara genetik sama dengan induknya tetapi relatif lebih hydra, bakteri tertentu Caulobacter, hipomikrobium, dan Stella spp.Perbanyakan vegetatifTumbuhan baru muncul dari bagian vegetatif, seperti batang, daun, dan akar khusus, lalu berakar dan tanaman, misalnya yang muncul secara alami dari stolon, umbi, umbi, umbi, pengisap tunas akar, dan planlet, dan yang ditanam secara artifisial dengan cara stek, okulasi, pelapisan, kultur jaringan, dan sporaReproduksi aseksual di mana spora diproduksi untuk berkecambah menjadi individu baruJamur, jamur lendir, dan tanaman vaskularFragmentasiOrganisme induk pecah menjadi fragmen. Setiap fragmen mampu berkembang menjadi organisme tertentu misalnya ragi, dan lumut kerak, kapang, tumbuhan berpembuluh dan tidak berpembuluh, cyanobacteria, dan hewan tertentu misalnya spons, bintang laut, planaria, dan banyak cacing annelidaPartenogenesisKeturunannya berkembang dari gamet betina bahkan tanpa pembuahan sebelumnya oleh gamet tertentu misalnya kutu daun, rotifera, dan nematoda dan vertebrata tertentu misalnya beberapa kadal, ular, burung, hiu, reptil, dan amfibi.Tumbuhan apomiksisReproduksi pada tumbuhan tanpa pembuahanBryophytes, pakis tertentu, dan tanaman berbungaReferensi Brocken Inaglory/Wikimedia Commons/CC BY-SA Semua makhluk hidup harus bereproduksi untuk mewariskan gen kepada keturunannya dan terus memastikan kelangsungan hidup spesies. Seleksi alam , mekanisme evolusi , memilih sifat mana yang merupakan adaptasi yang menguntungkan untuk lingkungan tertentu dan mana yang tidak. Individu-individu dengan sifat-sifat yang tidak diinginkan, secara teoritis, pada akhirnya akan dibiakkan dari populasi dan hanya individu-individu dengan sifat-sifat "baik" yang akan hidup cukup lama untuk bereproduksi dan mewariskan gen-gen itu ke generasi berikutnya. Ada dua jenis reproduksi reproduksi seksual dan reproduksi aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan gamet jantan dan betina dengan genetika yang berbeda untuk menyatu selama pembuahan, sehingga menciptakan keturunan yang berbeda dari orang tua. Reproduksi aseksual hanya membutuhkan satu orang tua yang akan mewariskan semua gennya kepada keturunannya. Ini berarti tidak ada percampuran gen dan keturunannya sebenarnya adalah klon dari induknya kecuali segala jenis mutasi . Reproduksi aseksual umumnya digunakan pada spesies yang kurang kompleks dan cukup efisien. Tidak harus mencari jodoh adalah menguntungkan dan memungkinkan orang tua untuk mewariskan semua sifatnya kepada generasi berikutnya. Namun, tanpa keragaman, seleksi alam tidak dapat bekerja dan jika tidak ada mutasi untuk membuat sifat yang lebih menguntungkan, spesies yang bereproduksi secara aseksual mungkin tidak dapat bertahan dalam lingkungan yang berubah. Pembelahan biner JW Schmidt/Wikimedia Commons/CC OLEH Hampir semua prokariota menjalani jenis reproduksi aseksual yang disebut pembelahan biner. Pembelahan biner sangat mirip dengan proses mitosis pada eukariota. Namun, karena tidak ada nukleus dan DNA dalam prokariota biasanya hanya dalam satu cincin, itu tidak serumit mitosis. Pembelahan biner dimulai dengan satu sel yang menyalin DNA-nya dan kemudian membelah menjadi dua sel yang identik. Ini adalah cara yang sangat cepat dan efisien bagi bakteri dan jenis sel serupa untuk menciptakan keturunan. Namun, jika mutasi DNA terjadi dalam prosesnya, ini dapat mengubah genetika keturunan dan mereka tidak akan lagi menjadi klon identik. Ini adalah salah satu cara variasi dapat terjadi meskipun sedang menjalani reproduksi aseksual. Faktanya, resistensi bakteri terhadap antibiotik adalah bukti evolusi melalui reproduksi aseksual. pemula Lifetrance/Wikimedia Commons/CC BY-SA Jenis lain dari reproduksi aseksual disebut tunas. Tunas adalah ketika organisme baru, atau keturunannya, tumbuh dari sisi orang dewasa melalui bagian yang disebut tunas. Bayi baru akan tetap melekat pada orang dewasa asli sampai mencapai kedewasaan di mana mereka putus dan menjadi organisme independennya sendiri. Seekor dewasa tunggal dapat memiliki banyak tunas dan banyak keturunan pada saat yang bersamaan. Baik organisme uniseluler, seperti ragi, dan organisme multiseluler, seperti hydra, dapat mengalami tunas. Sekali lagi, keturunannya adalah klon dari orang tua kecuali semacam mutasi terjadi selama penyalinan DNA atau reproduksi sel. Fragmentasi Kevin Walsh/Wikimedia Commons/CC OLEH Beberapa spesies dirancang untuk memiliki banyak bagian hidup yang dapat hidup secara mandiri, semuanya ditemukan pada satu individu. Jenis spesies ini dapat menjalani jenis reproduksi aseksual yang dikenal sebagai fragmentasi. Fragmentasi terjadi ketika sepotong individu pecah dan organisme baru terbentuk di sekitar potongan itu. Organisme asli juga meregenerasi bagian yang terputus. Potongan itu mungkin putus secara alami atau bisa putus selama cedera atau situasi yang mengancam jiwa lainnya. Spesies paling terkenal yang mengalami fragmentasi adalah bintang laut, atau bintang laut. Bintang laut dapat memiliki salah satu dari lima lengannya yang patah dan kemudian beregenerasi menjadi keturunan. Ini sebagian besar karena simetri radial mereka. Mereka memiliki cincin saraf pusat di tengah yang bercabang menjadi lima sinar, atau lengan. Setiap lengan memiliki semua bagian yang diperlukan untuk menciptakan individu baru melalui fragmentasi. Spons, beberapa cacing pipih, dan beberapa jenis jamur juga dapat mengalami fragmentasi. Partenogenesis Neil/Wikimedia Commons/CC BY-SA Semakin kompleks spesies, semakin besar kemungkinan mereka menjalani reproduksi seksual dibandingkan dengan reproduksi aseksual. Namun, ada beberapa hewan dan tumbuhan kompleks yang dapat bereproduksi melalui partenogenesis bila diperlukan. Ini bukan metode reproduksi yang disukai untuk sebagian besar spesies ini, tetapi mungkin menjadi satu-satunya cara untuk mereproduksi beberapa dari mereka karena berbagai alasan. Partenogenesis adalah ketika keturunan berasal dari telur yang tidak dibuahi. Kurangnya pasangan yang tersedia, ancaman langsung pada kehidupan betina, atau trauma semacam itu dapat mengakibatkan partenogenesis diperlukan untuk melanjutkan spesies. Hal ini tentu tidak ideal, karena hanya akan menghasilkan keturunan perempuan karena bayi akan menjadi tiruan dari ibu. Itu tidak akan memperbaiki masalah kekurangan pasangan atau membawa spesies untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Beberapa hewan yang dapat mengalami partenogenesis antara lain serangga seperti lebah dan belalang, kadal seperti komodo, dan sangat jarang pada burung. Spora USDA Forest Service Pacific Southwest Research Station/Wikimedia Commons/CC BY Banyak tanaman dan jamur menggunakan spora sebagai alat reproduksi aseksual. Jenis organisme ini menjalani siklus hidup yang disebut pergantian generasi di mana mereka memiliki bagian kehidupan yang berbeda di mana mereka sebagian besar diploid atau sebagian besar sel haploid. Selama fase diploid, mereka disebut sporofit dan menghasilkan spora diploid yang mereka gunakan untuk reproduksi aseksual. Spesies yang membentuk spora tidak memerlukan pasangan atau pembuahan untuk menghasilkan keturunan. Sama seperti semua jenis reproduksi aseksual lainnya, keturunan organisme yang bereproduksi menggunakan spora adalah klon dari induknya. Contoh organisme yang menghasilkan spora termasuk jamur dan pakis.

reproduksi aseksual sangat menguntungkan bagi individu yang